Makan cara Rasulullah SAW
Sabtu, 4 September 2010
Sejak kita dilahirkan sudah ada idola yang harus menjadi ikutan kita dalam kehidupan seharian. Iaitu Nabi Muhammad. Adalah sunah kita mengikut kebiasaan Rasulullah SAW seperti cara makan Rasulullah SAW. Tak lama lagi kita akan menyambut hari lebaran dan biasanya orang kita akan makan secara berlebihan. Sebelum itu mari kita renungkan kaedah makan Rasulullah SAW dan mengikutinya. Insyallah perut kita selamat daripada buncit dan sakit perut.
1. Membaca Bismillah ketika hendak makan, dan mengakhirinya dengan membaca Alhamdulillah.
Barangkali hikmah membaca Bismillah dan Alhamdulillah bagi seorang muslim selalu mengingat bahawa makanan yang hendak dimakan adalah nikmat,rezeki dan anugerah dari Allah Taala. Ini secara langsung akan terhindar sikap berlebih-lebihan dan membazir. Seorang muslim juga sepatutnya sedar bahawa makan bukan tujuan utama, tapi sebagai menambah kekuatan untuk menuju ketaatan kepada Allah dan memakmurkan bumi.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Nabi Muhammad SAW jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.
3. Menjauhi sikap berlebihan dan gelojoh.
Makan adalah kewajipan. Dengan makan seorang muslim memperoleh kekuatan untuk beribadat. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Umar:
”Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang harus kamu penuhi”.
Namun demikian kita harus ingat batasan dalam makanan, iaitu menjauhi sikap berlebihan dan rakus.
Banyak sekali dalil yang menekankan hal ini. Allah dalam surat al-A’raf ayat 31 berfirman:
”Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Dan juga di surat Thaha ayat 81:
”Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah Kami berikan pada kalian, dan janganlah melampaui batas padanya”.
Sementara Rasulullah saw sendiri telah memerintahkan untuk mengatur waktu makan dan berpegang teguh pada etika, sebagaimana sabda Beliau:
”Kami adalah orang-orang yang tidak makan kecuali setelah lapar, dan bila makan kami tidak sampai kenyang”.
Beliau juga bersabda:
”Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim)
Maksudnya sebenarnya makanan dalam minima pun sudah cukup baginya untuk memenuhi keperluan asas . Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Imam Ahmad dan Darimi, Rasulullah saw juga bersabda:
”Makanan seorang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk lapan orang”.
Dalam hadis lain disebutkan:
”Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan”. (HR Ibnu Majah)
Beliau pun bersabda:
”Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan tujuh usus”. (HR. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah)
4. Makan dengan tiga jari.
Dengan tiga jari berarti kita telah bersikap seimbang. Sebagaimana dikatakan bahwa makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan satu atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.
5. Duduk tegak semasa makan dan tidak bersandar.
Rasulullah melarang seseorang makan sambil bersandar kerana membahayakan kesihatan dan mengganggu pencernaan usus.
6. Minum dengan tiga kali tegukan. Dilakukan sambil duduk dan tidak bernafas dalam gelas.
Nabi mengajarkan minum air dengan menempelkan bibir ke air, bernafas di luar gelas serta tidak minum dengan cara menunggang. Maksudnya adalah mencegah masuknya udara ke dalam perut.
Ubay bin Ka’ab berkata:
”Nabi saw tidak pernah meniup makanan dan minuman, tidak bernafas di dalam cawan. Bahkan beliau melarang meniup makanan dan minuman.”
Nabi saw biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di antara tiga kali tegukan di luar gelas dan bukan di dalamnya.
Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bernafas tiga kali saat minum. Beliau bersabda:
”Sungguh, ini lebih mengenyangkan, menyembuhkan, dan menyegarkan”. (HR Bukhari dan Muslim)
Anas juga berkata:
”Rasulullah saw telah melarang minum sambil berdiri”. (HR Muslim)
Ibnu Abbas menambahkan:
”Rasulullah saw telah melarang minum dari mulut teko”. (HR Bukhori dan Ibnu Majah)
7. Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging (makanan utama).
Hal ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga. Dalilnya adalah Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 20-21:
”Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan”.
8. Menutup makanan dan minuman di atas meja.
Nabi mewajibkan menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran, sebagaimana dinyatakan dalam hadis Nabi saw.:
Dalam riwayat Bukhari disebutkan:
”Tutuplah makanan dan minuman”.
9. Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan.
Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteria. Secara Rasulullah SAW beliau menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu:
”Berkumurlah kalian setelah minum susu, kerana di dalamnya mengandung lemak”. (HR. Ibnu Majah)
10. Suplemen makanan terbaik adalah madu.
Rumah Nabi tidak pernah kehabisan madu. Nabi juga menganjurkan untuk meminum madu secara teratur. Nabi bersabda:
”Hendaklah kalian meminum madu”.
Adapun Nabi mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu adalah dengan melarutkan satu senduk madu dengan air yang tidak dingin dan diaduk dengan baik.
11. Tidak memasukkan makanan pada makanan.
Ada dua pendapat mengenai maksud dari memasukkan makanan pada makanan. Pendapat pertama adalah kita dilarang makan kecuali setelah dua jam dari waktu makan berat. Pendapat kedua adalah kita dilarang menyuap makanan ke dalam mulut pada saat masih ada makanan di dalamnya. Para doktor moden membuktikan bahwa kedua hal tersebut memang nampak negatif pada kesihatan.
12. Menjilat jari.
Menjilati tempat bekas makan akan sangat membantu pencernaan. Rasulullah saw sendiri menjilat jari-jemari beliau setelah makan. Beliau bersabda:
”Apabila salah seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah dia tidak membersihkan tangannya sehingga menjilatinya”. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Tabrani)
13. Nabi melarang menggabungkan antara susu dan ikan, cuka dan susu, cuka dan ikan, buah dan susu, cuka dan nasi, delima dengan tepung, kobis dengan ikan, bawang putih dengan bawang merah, makanan lama dengan makanan baru, makanan asam dengan makanan pedas, makanan panas dengan makanan dingin.
14. Tidak tidur setelah makan.
Nabi menganjurkan seseorang berjalan-jalan setelah makan malam. Tapi boleh juga digantikan oleh solat. Hal ini dimaksudkan agar makanan masuk ke perut dengan tepat sehingga boleh dicerna dengan baik. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi saw bersabda:
”Cairkan makanan kalian dengan berzikir kepada Allah yang Mahatinggi dan solat, serta janganlah kalian tidur setelah makan, kerana dapat membuat hati kalian menjadi keras”. (HR. Abu Naim dengan sanad dha’if)
15. Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri.
Hal ini menyebarkan sekaligus menciptakan perasaan penuh kasih sayang dan rasa saling mencintai yang tentunya akan memberi nilai positif bagi selera makan.
16. Makan sambil berbincang dan tidak diam.
Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana rileks dan menyenangkan saat makan.
17. Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan. Dilarang menghina atau membenci makanan, sekalipun makanan itu di luar kebiasaan kita.
18. Bersikap lembut terhadap orang sakit dengan tidak memaksa makan makanan tertentu.
19. Menjaga perasaan orang lain dengan tidak membelakangkan posisi mereka. Hal ini boleh menyebabkan terganggunya selera makan orang tersebut.
20. Tidak mencampurkan makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu dingin.
21. Tidak memakan daging setiap hari, melainkan berselang hari. Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Aisyah ra, dia mengatakan bahwa bahagian lengan atas adalah daging yang paling disukai Nabi. Namun beliau tidak memakan daging setiap hari.
22. Tidak memakan buah semasa baru sembuh dari sakit. Diriwayatkan dari Ummu Al-Mundzir binti Qais, seorang wanita Anshar, dia mengatakan: ”Rasul datang kepadaku bersama Ali yang waktu itu baru sembuh dari sakit. Kebetulan waktu itu kami punya buah yang masih tergantung di pohonnya. Rasul pun berdiri dan dan memetik buah dan memakannya. Ali juga ikut memetik, namun ketika akan memakannya, Rasul mencegah seraya berkata: “Jangan Ali, kamu baru sembuh dari sakit”. Ali pun menyimpam niatnya. Maka aku membuat roti dan makanan yang direbus dan membawakannya pada mereka. Maka Rasul pun berkata pada Ali: “Makanlah ini. Ini lebih baik untukmu””. (HR. Abu Dawud)
23. Tidak pernah menolak undangan makan, bahkan jika yang dihidangkan nilainya sangat murah. Rasul tidak pernah menolak undangan makan selagi makanan yang dihidangkan itu halal, meskipun makanan itu sangat murah. Beliau berkata: “Jika kalian diundang untuk menghadiri jamuan makan, maka hadirilah. Kalau suka makanlah, kalau tidak, tinggalkan”. (HR. Abu Dawud).
Untuk para pembaca yang ingin berdiet, lakukanlah seperti diet anjuran Rasulullah. Anda tidak perlu menjaga makanan anda dengan jumlah yang sangat sedikit kerana itu akan sangat menyiksa anda. Anda hanya perlu mengunyah makanan yang anda makan sampai 32 kali kunyahan atau sampai benar-benar halus untuk ditelan. Dengan cara tersebut maka kerja perut akan kurang.
0 komen:
Catat Ulasan