Mengenal Logam Perak Dan Dirham Islam
Isnin, 4 November 2013
Jika anda melihat gambar foto koin di atas (sebelah kiri), tampak sebuah koin dirham perak dari Malaysia dan koin perak lain dari IMN. Koin dirham dari Malaysia tersebut dicetak di Dubai dan “dijual” dengan harga koin yang cukup tinggi (RRP). Alasan penetapan harga koin tersebut adalah koin tersebut (lebih) berkualitas. Tapi apakah yang terjadi dengan koin dirham tersebut? Ternyata koin itu berubah warnanya menjadi hitam kemerahan. Lalu apakah itu dirham palsu? Ataukah sengaja ditambahkan campuran logam lain? Ini semua merupakan pertanyaan yang perlu di jawab dengan keilmuan logam yang sahih.
Standar Umum Perak Dalam Praktek
Berbagai kebudayaan dan peradaban manusia telah mengenal logam perak sebagai salah satu logam berharga selain logam emas, yang biasanya juga digunakan untuk perhiasan, peralatan rumah tangga dan koin. Penjelasan ini ingin mengajak kita mengenal lebih jauh apakah logam perak itu dan seluk beluknya. Dirham Islam dari IMN berbahan perak murni biasanya dicap dengan tanda .999 (Fine Silver) atau 99.95. Apakah perbedaan Fine Silver dan Sterling? Fine Silver adalah perak murni 99,9% atau disebut 999. Perak murni bernama kimia Ag (Argentum, No.47) dan 99,9 berarti berbahan perak 99.9%, semakin tinggi kadar perak maka makin sulit menghitam atau berubah warna atau korosi.
Dirham Islam yang diproduksi oleh IMN berbahan perak .999 atau 99.95 yang juga menjadi standar logam fine silver pada umumnya. Mengenai penyebutan atau cap Fine Silver (perak murni) untuk berbagai negara didunia berbeda-beda, seperti di Amerika atau Australia umumnya menyebut .999, keluaran Swiss (Pamp) menyebut 999.0, Canada menyebut .9999, Goldas Silver – Turki menyebut .999+, untuk yg lokal Antam menyebut 99,95. Bedanya Apa? Tidak ada bedanya, ini hanyalah masalah tradisi dan kebiasaan dari Refiner atau Assayer yang sudah puluhan atau ratusan tahun berurusan dengan perak, diluar negeri memakai simbol yang berbeda-beda tapi kadar kemurniannya tidak lebih rendah dari 99.95 dari yang lokal ANTAM.
Bahan Sterling silver (juga dikenal sebagai standar perak) secara tradisional umunya digunakan standar pembuatan perhiasan, yang merupakan 92,5% perak murni dan campuran (biasanya) tembaga 7,5% atau sering disebut 925. Itulah mengapa anda terkadang melihat 925 dicap pada perhiasan anda. Sterling perak perak 92,5% dan perak jauh lebih keras dari fine silver.
Perak sterling seringkali sudah disepuh di-plating emas putih, agar lebih tahan lama dan tidak mudah hitam. Ketika pengguna melihat koin dirham menghitam akan tetapi belum mengetahui yang sesungguhnya, bisa saja berspekulasi dengan mengatakan itu “dirham palsu”. Sekilas hal itu bisa saja dimaklumi karena mungkin tidak mengerti. Demikian pula, karena ketidakmengertian, ada yang mengatakan bahwa dirham tersebut sengaja ditambahkan logam lain, tentu pernyataan tersebut sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan dan menebar isu yang membawa fitnah. Sebaiknya kita arif bijaksana menggali dan meneliti mendalam sebelum mengeluarkan pernyataan yang berefek panjang. Apalagi jika pernyataan tersebut berasal dari orang yang dianggap tahu (walaupun kenyataannya kurang pengetahuan).
Untuk perhiasan 925 yang belum di sepuh, ini biasa kontak langsung dengan kulit maupun cairan-cairan kimia. Kalau kontak dengan kulit yang bagus keringatnya tidak masalah. Namun banyakan orang memiliki masalah keringat dengan logam perak, yang berujung warna perak akan berubah menjadi hitam.
Mengapa Koin Dinar Dirham Islam Berubah Warna
Ketika ada pertanyaan muncul atau kasus mengemuka di pasar? Mengapa emas atau perak menjadi kusam? Hal ini merupakan pertanyaan kritis bagi kita muslim, karena masih banyak masyarakat yang belum mempunyai pengetahuan dan praktek mengenai koin berbahan emas dan perak tersebut. Dengan hadirnya kembali dinar dan dirham Islam ini maka ilmu dan prakteknya juga akan kembali. Apabila orang melihat koin dinar atau dirham menjadi kusam atau menghitam setelah sekian lama dan tidak mengerti sebabnya, maka dapat menimbulkan pendapat atau asumsi yang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu kami ingin membagi pengalaman ini agar ini terus berkembang menjadi lebih baik bagi kita semua.
IMN dalam proses pencetakan juga mengikuti standar proses kerja industri logam mulia untuk pengolahan perak dan emas, dimana hal ini berkaitan erat dengan pengalaman dan kompetensi teknis kerja. Maka masyarakat perlu untuk bersama mempelajari bahwa bahan perak dan emas terkait dinar dan dirham Islam bisa bereaksi terhadap suatu kondisi lingkungan, apalagi saat ini sudah mulai digunakan dalam transaksi atau kegiatan muamalah dan pelbagai kegiatan manusia lainnya.
Emas maupun perak dapat menjadi kusam bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah kegaraman dan keasaman pada keringat sehingga perak terutama cepat sekali menjadi kusam dan bahkan hitam. Sedangkan emas lebih sulit menjadi kusam tetapi bukan berarti akan selamanya cemerlang.
Kusam atau penghitaman juga bisa terjadi terhadap logam emas dan perak, meskipun tidak dipakai , tetapi disimpan dalam waktu lama di lemari kayu, yang mana vernis dan finishing kayunya kurang sempurna. Jenis kayu dengan finishing dan vernis bisa mempengaruhi perak atau emas cepat kusam atau hitam, karena perak mengalami oksidasi melalui bahan-bahan finishing kayu tersebut.
Kusam juga bisa saja disebabkan karena terpapar air laut (dikantongi ketika mandi di pantai misalnya), atau terpapar air yang mengandung garam atau belerang. Perak dan emas seringkali teroksidasi oleh faktor garam dan belerang.
Penyimpanan di dalam tas berbahan dasar kulit bisa juga menjadi sebab dari kusam dan hitam. Pekerjaan kulit asli biasanya menggunakan bahan-bahan yang berhubungan dengan belerang atau amoniac. Atau mungkin juga perak anda menggunakan kalung kulit.. Tidak semua jenis kulit menyebabkan hitam apabila pengerjaan (penyamakan) kulitnya itu dikerjakan dengan seksama dan menghindari zat-zat yang mendorong percepatan oksidasi. Jadi bahan kulit bisa dicurigai sebagai salah satu penyebab bahan emas atau perak jadi hitam. Perak juga bereaksi dengan karet yang diikat kepadanya, sehingga timbul garis hitam.
Sedangkan jika perak sterling yang dicampur tembaga yang teralu banyak diluar standar pencampuran logam, maka perak tersebut akan menghitam dan kemerahan walaupun dimasukan ke dalam plastik pelindung.
Akan tetapi, janganlah kita cemas, karena koin perak Fine Silver apabila kedapatan menghitam dapat dengan mudah dibersihkan. Untuk mengetahui kadar perak tersebut itu fine silver atau bukan, tandanya adalah ketika dibakar kembali akan kembali menjadi putih (abu-abu), sedang sterling atau perak yang terlalu banyak dicampur logam lain ketika dibakar dia tidak akan kembali putih.
Standar Islamic Mint Nusantara dan World Islamic Standar
Untuk standar bahan Dinar 22K dari Islamic Mint Nusantara dan World Islamic Standard sejak tahun 2000 menggunakan bahan emas murni dicampur kandungan perak murni, di mana standar campuran perak IMN ini dipakai menjadi standar koin dinar 22K di Indonesia. Sedangkan standar koin Dinar 22K di luar indonesia, ada yang menggunakan campuran 50% tembaga dan 50% perak.
Untuk standar bahan Dirham IMN adalah menggunakan bahan Fine Silver 999. Mengenai perbedaan visual koin ada yang mengkilat ataupun ada yang tidak mengkilat bukan menjadi jaminan bahwa kualitas koin tersebut pasti 999 atau 99,95. Tetapi itu lebih kepada teknik pencetakan, pembedaan ataupun karakter yang ingin ditonjolkan. Kita bisa memperhatikan koin perak dari American Eagle (USA) maupun Panda (China) pecahan 1 troy ounce (31.1 gram) pada foto. Jadi walaupun koin yang pada awalnya mengkilat, setelah digunakan dalam sirkulasi tanpa pelindung bisa menjadi kusam ataupun menghitam dan penyebabnya seperti yang sudah dijelaskan di atas. Tentunya disertai solusi bagaimana menghilangkan warna hitam yang timbul pada koin perak (999 atau 99.95) tersebut.
Untuk standar ongkos cetak (premium over spot price) dalam perhitungan fine gold (9999) content in gram, dapat di lihat perbandingan produksi koin dinar (22K) IMN dengan koin lain di dunia per tanggal 29 Agutus 2010 adalah:
1. Philharmonic 4.47% (USA)
2. Maple Leaf (Canada) 6.97%,
3. Krugerand (SA) 6.97%,
4. IMN (Ind) 7.39 %,
5. American Eagle (USA) 7.97%,
6. LM-ANTAM (Ind) 10.07%
7. WIN-outsource (Ind) 9.47%
8. WIM-outsource (Malaysia) 25.83 %,
*sumber data riset internal IMN dan World Islamic Standard
Dari pengalaman tersebut di atas, kasus menghitam dan berubah warna koin Dirham di salah satu negara bagian Malaysia yang harga koinnya tinggi dengan alasan kualitasnya lebih bagus, ternyata harga koin yang mahal tidaklah menjamin koin tersebut lepas dari kehitaman, karena dimanapun proses pengolahan dan pencetakan koin Dinar Dirham Islam adalah kurang lebih sama, dan bahan perak dan emas mempunyai kondisi alamiah yang bisa terjadi terhadap koin tersebut.
Namun demikian, sebaliknya terdapat pelajaran yang kita bisa petik bahwa apabila harga koin dinar atau dirham Islam tersebut tinggi di atas rata-rata harga koin lain, hal tersebut sebenarnya menunjukan ketidak efisienan dari produksi, dan tidak berkaitan dengan kemurnian koin semata. Jadi penetapan harga koin pada Rupiah, Dollar, Ringgit tidak perlu dikaitkan dengan bumbu-bumbu otoritas dan lainnya. Sehingga masyarakat sekarang bisa tahu semakin efisiensi ongkos cetak koin tersebut dan memilih yang terbaik untuk umat.
Emas dan Perak dapat berubah warna menjadi terlalu merah atau hitam, selain faktor-faktor alamiah seperti disebutkan di atas, terkait pula dengan proses pemurnian atau bahan campuran terhadapnya. Perubahan warna permukaan bisa dikarenakan bahan campuran (seperti tembaga atau nikel) yang sudah muncul keluar permukaan logam. Sesuai sunnatullah, bahwa yang ringan selalu di atas. Apabila tahapnya sudah sampai melebihi batas akan terjadi perubahan warna atau korosi, seperti karatan atau warnanya jadi hitam kehijauan dan sedikit berkerak, penanganan yang harus dilakukan memang lebih intensif lagi.
Berdasarkan pengalaman IMN yang telah menyetak koin dinar dirham sejak tahun 2000, terdapat beberapa kasus koin dirham yang menghitam ataupun berubah warna. Kasus tersebut bukan disebabkan campuran logam tambahan tetapi faktor-faktor alamiah lainnya. IMN juga memiliki saran-saran jalan keluarnya. Bagaimanakah itu?
Untuk membersihkan. Pertama biasanya harus digosok cukup lama dengan cairan kimia atau direndam lebih lama sambil disikat. Biasanya yang sering terjadi adalah, masyarakat membawa logam tersebut (termasuk Dinar/Dirham) ke toko perhiasan, karena mereka punya cairan yg lebih kuat dan peralatan yang lebih memadai, selain itu juga menghemat tenaga dan waktu kita karena proses pembersihannya relatif cukup sulit.
Untuk membersihkan koin dirham IMN . Koin dirham IMN adalah berbahan Fine Silver (999 atau 99.95) tidak tertutup kemungkinan bisa terjadi kusam atau warna berubah hitam disebabkan hal yang sudah dijelaskan di atas. Lalu bagaimana cara menghilangkan warna hitam tersebut? Caranya cukup praktis dan bisa kita lakukan sendiri secara langsung yaitu dengan menggunakan sikat gigi bekas dan pasta gigi lalu sikatlah di bagian yang berwarna hitam, maka setelah beberapa saat warna hitam dan lainnya akan menghilang. Ini berlaku untuk semua koin Fine Silver 999 atau 99.95. Apabila setelah digosok dengan sikat gigi dan pasta gigi tidak ada perubahan, berarti ada kemungkinan koin itu bermasalah dalam proses produksinya, dikarenakan kelalaian ataupun defect yang dapat saja terjadi ketika sekian banyak koin dicetak dalam produksi.
Untuk penyimpanan. Sejauh ini penyimpanan yang paling efektif adalah dengan dimasukkan ke dalam kompartemen plastik yang terpisah satu dengan lainnya. Bisa juga dimasukkan ke dalam kantong plastik yang kedap udara secara terpisah. Mengapa harus terpisah? Karena silver termasuk logam yang mudah terbaret, jadi apabila tidak dipisah dikhawatirkan terbaret satu sama lain. Selain itu juga menjaga agar satu sama lain tidak saling bereaksi karena campuran metal (0.01) di dalamnya berbeda-beda. Bisa juga dimasukkan ke dalam kantong bludru setelah sebelumnya dibungkus dengan kertas tipis. Pada intinya, menjaga agar perak terlindungi dari reaksi udara, air dan lain lain yang bisa menyebabkan perubahan warna dan korosi.
Demikianlah penjelasan dari kami mengenai berbagai praktek dan pengetahuan di sekitar emas dan perak yang terkait dengan koin Dinar Dirham Islam, semoga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Masyaallah la quwatta illa billah.
sumber
0 komen:
Catat Ulasan